Seperti layaknya sebuah perlombaan F1, 2014 adalah ajang pertarungan
yang mengasyikkan untuk ditonton. Paling tidak saya terus menonton
sambil berdoa dan berharap, 2014 adalah titik di mana Indonesiaku akan
muncul sebagai kekuatan dunia yang sejajar BRIC (Brazil, Rusia, India,
China). Mampu mengubah BRIC menjadi BRIIC (Brazil, Rusia, Indonesia,
India, China) seperti apa kata beberapa pengamat ekonom dunia 2-3 tahun
terakhir. Pemimpin yang terbaik untuk republik harus kita perjuangkan
bersama-sama untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dan membawa Indonesia menjadi pemain dunia yang
diperhitungkan.
Berkenaan dengan itu, empat hari yang lalu, tiba-tiba ada suatu berita yang menurut saya cukup mengejutkan. Kantor berita Antara memberitakan bahwa elektebilitas Anies Baswedan, rektor Universitas Paramadina dan penggagas Indonesia Mengajar, di atas Dahlan Iskan, Mahfud MD, Din Syamsudin, Said Aqil Siradj, dan Rhoma Irama. Berita ini didasarkan kepada hasil survey Lembaga Survey Independen Nusantara - LSIN (Baca: Anies Baswedan Capres non parpol pilihan publik).
Peserta termuda dari Konvensi Demokrat ini, dengan cepat mampu mengubah opini yang sarat kontra menjadi opini pro dan simpati atas konsep kampanye politiknya #turuntangan. Biarpun sampai hari ini, isu mengapa harus Demokrat? masih sering ditanyakan, tapi seiring dengan waktu opini mulai berubah. Sejarah baru mulai dibuat. Apa yang sedang terjadi mengapa tren Anies ini menanjak?
Menurut saya sederhana saja. Tren global pemilihan 2014 adalah 'Indonesia Baru'. Dimana masyarakat sudah jenuh dengan muka-muka lama dan orang-orang partai. Anies Baswedan yang memakai istilah ABW2014 untuk kampanyenya adalah orang non-partai dan sudah memiliki basis massa juga network nasional dan internasional yang luas. Sebagai cucu pendiri bangsa ini (Alm. AR. Baswedan), darah merah putih sudah ada dalam dirinya sejak lahir, jadi sejak awal memang sudah memiliki jaringan itu. Dan sekarang jaringan itu mulai digerakkan, sesederhana itu.
Tren yang lain adalah tren pemimpin alternatif yang bersih seperti Jokowi dan Ahok. Itu tidak bisa dipungkiri. Dan track record Anies sejak mahasiswa menunjukkan bahwa dia cukup siap untuk menjadi pemimpin level nasional seperti Jokowi-Ahok. Kelemahan Anies adalah dia baru mau mulai masuk politik jadi belum dikenal. Jadi, ketika para relawan Anies mulai bergerak dan mengenalkan siapa Anies ini, ternyata penerimaan masyarakat Indonesia cukup bagus berdasarkan survey diatas.
Yang terakhir, tren Anies ini tak luput dari naiknya kelas menengah dan pemilih muda Indonesia. Okezone menyatakan sebagai berikut:
Ternyata, generasi muda memiliki posisi yang sangat strategis pada pemilihan umum (Pemilu) 2014. Sebab, pada Pemilu mendatang diperkirakan jumlah pemilih muda mencapai 40 persen dan 30 persen merupakan pemilih dewasa.
Anies masih sangat dekat dengan kampus dan anak-anak muda karena faktor umur juga. Gaya kepimpinannya yang sangat merangkul mampu mempesona komunitas pemilih muda ini. Pergerakan tim Anies di social media melalui You Tube, Twitter, dan Facebook, bahkan blog-blog pribadi sangat signifikan mempengaruhi. Anies mulai dikenal, dan tiba-tiba mulai ada pilihan-pilihan yang lain untuk Republik.
Perjalanan Anies masih panjang, tapi sebagai orang awam yang menantikan terjadinya Indonesia Baru. Saya menyambut baik dan penuh harapan Anies Baswedan di 2014. Saya yang mengaku Pendekar Solo berharap Jokowi di ajukan jadi Capres oleh ibu Mega, sekaligus saya Thio Han Tiong berharap Ahok mampu melanjutkan tred karir kepimimpinannya sampai mati menjadi keuntungan, dan sekarang saya Hanny Setiawan siap #turuntangan bersama Anies Baswedan untuk Indonesia Baru. Terima kasih Jokowi, Ahok, Anies, Bapak-Bapak membuat 2014 menjadi penuh harapan!
Berkenaan dengan itu, empat hari yang lalu, tiba-tiba ada suatu berita yang menurut saya cukup mengejutkan. Kantor berita Antara memberitakan bahwa elektebilitas Anies Baswedan, rektor Universitas Paramadina dan penggagas Indonesia Mengajar, di atas Dahlan Iskan, Mahfud MD, Din Syamsudin, Said Aqil Siradj, dan Rhoma Irama. Berita ini didasarkan kepada hasil survey Lembaga Survey Independen Nusantara - LSIN (Baca: Anies Baswedan Capres non parpol pilihan publik).
Peserta termuda dari Konvensi Demokrat ini, dengan cepat mampu mengubah opini yang sarat kontra menjadi opini pro dan simpati atas konsep kampanye politiknya #turuntangan. Biarpun sampai hari ini, isu mengapa harus Demokrat? masih sering ditanyakan, tapi seiring dengan waktu opini mulai berubah. Sejarah baru mulai dibuat. Apa yang sedang terjadi mengapa tren Anies ini menanjak?
Menurut saya sederhana saja. Tren global pemilihan 2014 adalah 'Indonesia Baru'. Dimana masyarakat sudah jenuh dengan muka-muka lama dan orang-orang partai. Anies Baswedan yang memakai istilah ABW2014 untuk kampanyenya adalah orang non-partai dan sudah memiliki basis massa juga network nasional dan internasional yang luas. Sebagai cucu pendiri bangsa ini (Alm. AR. Baswedan), darah merah putih sudah ada dalam dirinya sejak lahir, jadi sejak awal memang sudah memiliki jaringan itu. Dan sekarang jaringan itu mulai digerakkan, sesederhana itu.
Tren yang lain adalah tren pemimpin alternatif yang bersih seperti Jokowi dan Ahok. Itu tidak bisa dipungkiri. Dan track record Anies sejak mahasiswa menunjukkan bahwa dia cukup siap untuk menjadi pemimpin level nasional seperti Jokowi-Ahok. Kelemahan Anies adalah dia baru mau mulai masuk politik jadi belum dikenal. Jadi, ketika para relawan Anies mulai bergerak dan mengenalkan siapa Anies ini, ternyata penerimaan masyarakat Indonesia cukup bagus berdasarkan survey diatas.
Yang terakhir, tren Anies ini tak luput dari naiknya kelas menengah dan pemilih muda Indonesia. Okezone menyatakan sebagai berikut:
Ternyata, generasi muda memiliki posisi yang sangat strategis pada pemilihan umum (Pemilu) 2014. Sebab, pada Pemilu mendatang diperkirakan jumlah pemilih muda mencapai 40 persen dan 30 persen merupakan pemilih dewasa.
Anies masih sangat dekat dengan kampus dan anak-anak muda karena faktor umur juga. Gaya kepimpinannya yang sangat merangkul mampu mempesona komunitas pemilih muda ini. Pergerakan tim Anies di social media melalui You Tube, Twitter, dan Facebook, bahkan blog-blog pribadi sangat signifikan mempengaruhi. Anies mulai dikenal, dan tiba-tiba mulai ada pilihan-pilihan yang lain untuk Republik.
Perjalanan Anies masih panjang, tapi sebagai orang awam yang menantikan terjadinya Indonesia Baru. Saya menyambut baik dan penuh harapan Anies Baswedan di 2014. Saya yang mengaku Pendekar Solo berharap Jokowi di ajukan jadi Capres oleh ibu Mega, sekaligus saya Thio Han Tiong berharap Ahok mampu melanjutkan tred karir kepimimpinannya sampai mati menjadi keuntungan, dan sekarang saya Hanny Setiawan siap #turuntangan bersama Anies Baswedan untuk Indonesia Baru. Terima kasih Jokowi, Ahok, Anies, Bapak-Bapak membuat 2014 menjadi penuh harapan!
Artikel ini ditulis oleh : Hanny Setiawan
0 komentar:
Posting Komentar