Indonesia Mengajar
entah di tahun satu atau tahun dua kuliah
-saya lupa- saya tahu mengenai program indonesia mengajar. sebuah
program yang mengirimkan pemuda terbaik untuk mengajar di daerah
terpencil selama setahun. kalaulah program ini boleh untuk mahasiswa
yang sedang dalam masa studi, saya sudah mendaftar dari dulu.
“setahun mengajar, seumur hidup menginspirasi”
itu adalah tagline
dari indonesia mengajar. sangat menggugah. itu kenapa setelah wisuda
nanti, hal yang akan saya lakukan adalah mendaftarkan diri menjadi
pengajar muda, sebutan untuk orang yang lulus indonesia mengajar.
Anies Baswedan
mengetahui mengenai program keren ini, maka kita harus tahu siapa yang ada
dibalik kemudi. ya, adalah anies baswedan, seorang peneliti di
indonesia institute yang sekarang menjadi rektor termuda di indonesia.
menjadi ketua osis sewaktu sekolah dan menjadi ketua senat sewaktu
kuliah, kita bisa tahu bahwa anies baswedan adalah orang yang punya jiwa
kepemimpinan yang hebat. mengikuti pertukaran pelajar melalui program
AFS sewaktu SMA (dulu saya juga ikutan, tapi sayang,
saya bahkan gagal di tes pertama, hiks – curcol ni yeee, hehehe :p) dan
mendapat beasiswa untuk melanjutkan studinya, kita bisa melihat bahwa
anies baswedan bukanlah orang yang bisa diremehkan untuk urusan
intelektual. dengan begitu banyak kegiatan yang harus dilakukan, anies
baswedan masih ingat bahwa pendidikan adalah hak setiap orang. tidak
peduli mereka tinggal di daerah terpelosok sekalipun. so,
kredibilitasnya tidak perlu lagi dipertanyakan
Konvensi Demokrat
seingat saya, saya pernah bilang ke papa
‘kalo Pak Anies yang jadi presiden, pasti Indonesia bakal maju’.
dan ternyata dugaan saya salah. bukan,
bukan dugaan kalau Indonesia bakal maju, tetapi dugaan saya terhadap apa
yang saya rasakan. tanpa saya sadari, ada rasa antipati yang seketika
muncul pada pak anies ketika mengetahui keikutsertaan beliau pada
konvensi ini. mungkin ini karena saya tidak bisa dengan mudah memandang
semua hal secara sama. lagi. ketika pak anies menyatakan sesuatu, saya
tidak bisa tidak berpikir ‘ini benar-benar niat, atau hanya pencitraan
menjelang pemilu?’ mungkin yang saya takutkan adalah pak anies
menggunakan semua yang telah beliau bangun sebagai alat politik untuk
memenangkan suara. apakah itu disalahkan? tentu saja tidak.
saya sudah melihat pernyataan turun tangan pak anies di web
beliau, dan saya mengerti. bahwa terlepas ikut atau tidaknya pak anies
dalam konvensi ini, beliau tetap akan berdedikasi untuk mewujudkan
indonesia yang lebih baik. tapi, tetap, saya masih saja tidak sreg. saya
tidak menolak pak anies mencalonkan diri menjadi presiden. karena saya
tahu, he will be a good one.
tapi saya juga tidak bisa mengatakan saya mendukung. see? saya bahkan
belum bisa menentukan sikap mengenai masalah ini. ckck.
iya, saya tahu, ini hanya penilaian saya yang sangat subjektif. ya, maybe it’s all because politic is just not my thing.
dengan semua penjelasan di atas, apakah
ini artinya saya malah tidak mau ikut program indonesia mengajar? tidak.
tentu saja tidak. menjadi pengajar muda tetap impian saya. mengajar
anak-anak di daerah pelosok tetap cita-cita saya.
dan, karena saya belum bisa menentukan
sikap, apakah menolak atau mendukung majunya pak anies dalam konvensi
ini, maka mari berdoa, semoga yang terbaik untuk pak anies, untuk
indonesia, untuk kita semua.
Sumber - http://blog.djarumbeasiswaplus.org/fadillahfauzia/indonesia-mengajar-anies-baswedan-dan-konvensi-demokrat/
0 komentar:
Posting Komentar